Minggu, 25 September 2016

Rumah Kemalingan

Selamat pagi, guys! Apa kabar?

Kalau kabar ane sih lagi nggak baik. Rumah ane baru aja kemalingan, dan parahnya, awalnya ane sama sekali nggak sadar ada sesuatu yang aneh di rumah ane.  I know, jadi gini ceritanya guys..

Jadi, kan awalnya ane sama sekali nggak tahu apa yang udah terjadi di rumah ane, ya. Well, saat itu, sepulang sekolah, ane langsung ke kamar, ngelihat sprei dan bantal ane berantakan, dan ane pikir itu karena Ibu ane pas lagi beres-beres tadi. Jadi saat itu ane nggak punya pikiran apa-apa. Malahan dengan tenang ane duduk di atas kasur dan nonton vidio yang baru ane download di warnet sepulang sekolah tadi.

Tapi saat ane lagi nyari hape ane, satu nokia jadul warna hitam, buat sms temen ane, hape itu nggak ada di tempat terakhir kali ane nyimpennya. Biasanya kalau nggak ane bawa ke sekolah itu hape bakalan ane taruh di bawah bantal, biar gampang nyarinya. Tapi saat itu ane sama sekali nggak ngelihat ada hape itu dibawah bantal. Malahan, ane tidak menemukan hape itu di sudut kamar manapun.

Ane pun mulai curiga, lalu bertanya sama Ibu ane, apakah dia menyimpan hape ane pas lagi beres-beres di kamar ane. Dia bilang nggak tahu, lagi pula dia tidak beresin kamar ane. Aku mengerutkan kening dan mengambil hape ane yang satu lagi, Android yang biasa ane pakai buat internetan, dan coba miscall nomor ane yang di hape nokia itu. Dan jawaban dari sang operator sungguh luar biasa.

Dia bilang nomor ane nggak aktif atau berada di luar jangkauan, padahal seingat ane itu hape batereinya masih penuh, udah ane cas malam sebelumnya, dan biasanya juga stand-by sampai dua harian. Ane juga jarang matiin hape itu, soalnya takut ada sms atau telpon penting dari orang deket ane. Jadi saat itu ane udah curiga ada orang yang ngambil hape ane tanpa sepengetahuan orang rumah.

Orang tua ane langsung bereaksi dengan mengecek uang simpanan dan barang berharga lainnya di tempat rahasia. Sial, uang simpanan keluarga ane juga raib digondol maling sialan itu. Tapi yang aneh adalah tidak ada yang berantakan selain kamar ane. Bahkan lemari pakaian orang tua ane saja rapih banget. Seolah nggak pernah disentuh. Dan seolah, maling itu tahu keseharian dan kondisi rumah dan keluarga ane.

Beruntung laptop ane bawa ke sekolah, soalnya dia pasti mau ngincar laptop ane. Tapi itu uang sebenarnya mau ane pakai buat ongkos ke tempat kakak ane yang mau ada acara empat bulanan kehamilannya, dan mau nggak mau, rencana ane itu harus batal dengan mendadak. Padahal ane udah persiapin semuanya, bahkan udah bela-belain download google maps karena takut nyasar. Tapi sekali lagi, semua itu sia-sia.

Kita langsung menghubungi para tetangga, menanyakan kalau-kalau ada yang melihat orang mencurigakan di dekat rumah ane, tapi mereka bilang nggak lihat. Ane perkirakan mereka beraksi sekitar pukul delapan atau sembilan pagi, pas ane di sekolah, Ibu di penggilingan beras, Bapak di sawah. Waktu yang pas, dan mereka seolah sudah memantau keluarga ane berhari-hari.

Dari semua barang itu, mungkin celengan kodok biru ane yang paling bikin nyesek. Itu isinya emang cuma uang receh, tapi itu adalah uang yang dikumpulin orang tua ane buat sepupu ane, yang masih kecil dan suka banget mainin uang recehan. Benar-benar keterlaluan, udah ngambil uang ongkos, dan sekalian saja dia ambil uang hadiah itu.

Kata Bapak, pas dia pulang dari sawah, dia melihat ada keresek berterbaran di pintu belakang, dan dia sama sekali nggak curiga karena mungkin itu pekerjaan ayam-ayam ane yang bandel banget. Akhirnya, sekarang ane tahu kenapa keresek itu berantakan, soalnya maling itu pasti mau nyari keresek buat nyimpen uang receh itu.

Malamnya, salah satu tetangga ane, Pak Bos, yang punya pabrik kawung, datang untuk menanyakan sesuatu. Dia bilang dia mencurigai seseorang, anak RT sebelah, yang mendadak menawar motor salah satu tetangga ane dengan uang 600rb. Bukannya bermaksud menghina, tapi kami sama-sama tahu, keluarga anak itu bukan keluarga yang banyak uang. Bapak anak itu kerjanya juga seadanya, uang 600rb juga harusnya susah buat di dapat. Dan kebetulan banget kejadiannya pas di hari keluarga ane kehilangan uang.

Pak Bos bertanya bagaimana bentuk uang kami yang hilang itu, Bapak ane bilang uangnya seratusan lima dan lima puluhan dua, dan harusnya bentuknya juga masih rapih, belum kucel. Lalu setelah mendiskusikan rencana penjebakan dengan kami, Pak Bos pun pamit untuk kembali ke rumahnya. Ane sama keluarga ane cuma bisa menunggu kabar selanjutnya aja dari pak bos..

1 komentar:

  1. The Ultimate Guide to Baccarat - FEBCASINO
    How to play baccarat — How to febcasino play Baccarat. Learn worrione how 인카지노 to play Baccarat, learn strategy, play strategies, and many other important

    BalasHapus